Rabu, 30 Juli 2008

Konflik Bermuara Bukan pada Agama, tetapi Politik

ICIS ke-3
Dikutip dari Rubrik Internasional di Harian KOMPAS, Kamis, 31 Juli 2008 halaman 08

Jakarta, Kompas - Konflik-konflik yang terjadi di negara-negara berpenduduk Islam, seperti di Irak, Lebanon, juga Sudan, sesungguhnya tidaklah bermuara pada agama. Konflik- konflik tersebut lebih merupakan konflik politik semata, tetapi digambarkan pihak Barat sebagai konflik agama.
Hal itu ditegaskan sejumlah ulama dari beberapa negara yang mengalami konflik ketika ditemui Kompas di sela-sela International Conference of Islamic Scholars (ICIS) Ke-3 di Jakarta, Rabu (30/7).
Ulama terkemuka Lebanon, Maher Mezher, mengatakan, konflik yang terjadi di Lebanon sesungguhnya adalah wujud dari ketidakpuasan rakyat semata terhadap pemerintahnya.
”Tidak benar bahwa antara Sunni dan Syiah di Lebanon terjadi konflik. Apa yang dilakukan Hezbollah didukung oleh 80 persen rakyat Lebanon, dari Sunni, Syiah, Druze, juga Nasrani,” ungkapnya.
Mezher, yang tegas-tegas mengakui dirinya adalah warga Sunni, sama sekali tidak memusuhi kelompok Hezbollah Lebanon, yang mayoritas adalah pengikut Syiah. Konflik yang terjadi di Lebanon karena itu tak bisa dipandang sebagai konflik Sunni-Syiah karena di sana juga ada Druze dan warga Nasrani yang juga terlibat dalam konflik itu.
”Kami juga tidak mempersoalkan Israel karena Yahudi-nya, tetapi karena mereka mencaplok wilayah kami dan belum mengembalikannya hingga saat ini,” paparnya.

”Islamic phobia”
Ketua Urusan Hubungan Antaragama dan Antarbudaya UNESCO Gary D Bouma dalam makalahnya mengingatkan bahwa ketakutan terhadap Islam (Islamic phobia) di negara-negara Barat juga tidak seragam.
Di negara-negara Barat yang pluralisme agamanya tinggi, seperti Australia, Islamic phobia tidak menonjol. Kalaupun ada kasus seperti warga menolak pendirian sekolah Islam, yang terjadi di kota Camden, Australia, hal itu lebih karena kekhawatiran warga akan turunnya nilai tanah di daerah itu dan ketakutan-ketakutan yang diembuskan tokoh-tokoh agama lain yang sebenarnya bukan karena alasan agama. (LUK/OKI)

Tidak ada komentar: