Rabu, 30 Juli 2008

Pancasila Bisa Dijadikan Contoh

Kebhinnekaan Tetap Hadapi Tantangan
Dikutip dari Harian KOMPAS, Kamis, 31 Juli 2008, halaman 03.

Jakarta, Kompas - Pancasila sebagai ideologi bangsa terbukti mampu menyatukan bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, budaya, dan agama. Meskipun pelaksanaannya dalam kehidupan berbangsa tidak selalu berhasil, penyempurnaan pemahaman atas nilai Pancasila terus dilakukan. Hal itu diungkapkan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri di hadapan peserta International Conference of Islamic Scholars (ICIS) di Jakarta, Rabu (30/7).
Semangat Bhinneka Tunggal Ika yang tercantum dalam Pancasila dapat menjadi penghubung dan pemersatu antarberbagai kelompok bangsa.
Namun, lanjut Megawati, pelaksanaan nilai Pancasila tidaklah mudah. Sejumlah konflik sektarian pernah terjadi di Indonesia pasca-Indonesia merdeka. Konflik ini mengganggu hubungan antarkelompok yang dipersatukan dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika.
”Indonesia terus belajar mengelola keberagaman. Memang tidak selalu berhasil. Pelaksanaan Bhinneka Tunggal Ika tidak semudah seperti saat diucapkan,” katanya.
Dalam kehidupan beragama, Islam sebagai agama yang dianut mayoritas bangsa Indonesia mampu menyebar secara damai ke seluruh penjuru Nusantara. Islam mampu hidup berdampingan dengan masyarakat dan budaya setempat.
Namun, kehidupan beragama yang penuh toleran itu terganggu dengan semakin menguatnya radikalisme agama. Penguatan radikalisme ini sangat dipengaruhi oleh memburuknya hubungan antara Barat dan Islam.
Kondisi itu seharusnya disikapi secara bijak oleh bangsa Indonesia. Indonesia bukan negara yang dibangun berdasarkan agama. Keyakinan bahwa Pancasila mampu mengatasi berbagai persoalan radikalisme, intoleransi, dan terorisme harus terus dibangun.
Sebagai negara demokrasi yang besar, hal itu menjadi tantangan besar bagi Indonesia untuk tetap mempertahankan multikulturalismenya. Indonesia tetap dapat tumbuh menjadi negara besar tanpa harus mendasarkan diri pada satu ajaran agama tertentu sebagai dasar negara.
Menurut Megawati, Indonesia dapat menjadi contoh bagi dunia dalam menyikapi berbagai pertikaian agama dan konflik global. Dengan Pancasila, Indonesia dapat menjadi contoh membangun kehidupan berbangsa dan beragama yang damai dan selaras.
Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan mengatakan, keberhasilan Indonesia dalam mengelola keberagamannya akan memberi pengaruh besar bagi ASEAN. Penghargaan atas perbedaan, saling memahami dan menghormati dalam keberagaman, dapat menjadi dasar dalam menyelesaikan berbagai persoalan dan konflik.
”Daripada selalu mencari perbedaan, lebih baik melihat masing-masing persamaannya,” katanya. (MZW)

Tidak ada komentar: